slot gacor
slot gacor
slot dana
slot gacor
slot gacor
Ulasan Album Killchestra dari Burgerkill

Bicaramusik.id

Banner 728 X 90
Ulasan Album Killchestra dari Burgerkill
  • By : Bicara Musik
  • 2020-05-09

Ulasan Album Killchestra dari Burgerkill

Bicaramusik.id - Seperti tak pernah ada kata berhenti, raksasa metal-hardcore dari timur Kota Bandung kembali meraung. Belum lama ini, tepatnya pada 19 April lalu, Burgerkill baru saja merilis sebuah album pendek bertajuk Killchestra. Album tersebut berisikan enam nomor andalan mereka dari beberapa album sebelumnya yang kemudian digarap ulang. Killchestra tersedia dalam bentuk box set vinyl dan gatefold vinyl dengan jumlah terbatas. Namun, bagi yang penasaran dan tidak sempat memesan album tersebut, album ini telah rilis juga di kanal Youtube resmi mereka dan beberapa layanan streaming, termasuk Spotify. https://open.spotify.com/album/7nUixOD3s517ehNpj5JFfU?si=4fnAerMoSG-6PrU7pVovoA Burgerkill kembali mencanangkan pakem baru di dunia musik keras dalam negeri, sekaligus membuktikan kelasnya di kancah internasional. Ditambah, band ini juga mencatatkan sejarah baru sebagai band metal Asia pertama yang mengawinkan musiknya dengan orkestra. Pada 2018 lalu, Burgerkill berkesempatan mengelaborasi musik keras mereka dengan band orkestra di Cesky Rozhlas Studio, Praha, Republik Ceko. Keenam lagu yang digarap ulang ini pun sempat ditampilkan dalam gelaran “Hellshow: Killchestra” pada tahun yang sama di Sasana Budaya Ganesha, Bandung. Dalam penggarapan tersebut, Ebenz bertindak langsung sebagai produser. Lagu-lagu itulah yang kemudian dirangkum dalam album pendek bertajuk Killchestra ini. Trek pertama, pendengar bakal disambut oleh “Anjing Tanah” yang diambil dari album terakhir almarhum Ivan “Scumbag” Firmansyah berasama Burgerkill. Di lagu aslinya, intro dan outro yang semula diisi dengan permainan gitar klasik dari Agung “Hellfrog” diubah total menjadi permainan orkestra: piano, biola, dan lengkap beserta brass section. Selain itu, durasi komposisi musik klasiknya jadi lebih panjang dibanding versi aslinya. Sementara itu, Burgerkill tidak melebihkan dan mengurangi bagan lagu dari versi asli, namun beberapa bagan gitar dirasa mengalah demi mengedepankan nuansa orkestra yang kental dari biola dan brass section tentunya. Hal yang terasa paling berbeda dari trek ini adalah ketika giliran Agung masuk ke bagan solo gitar. Pada bagian tersebut Agung lebih memilih skala gitar dan sound yang lebih heavy ketimbang versi aslinya yang cenderung lebih tajam. Sementara pada bas, sound yang dikeluarkan cenderung lebih ringan di seluruh bagian lagu. Bagi yang terbiasa mendengar gaya vokal Ivan, kali ini, Vicky Mono tidak banyak mengubah lagam vokal versi orisinalnya. Bersama instrumen baru dari orkestra, lagu ini cenderung lebih megah meski pun masih lebih garang “Anjing Tanah” di album Beyond Coma And Despair. Intrumen yang terasa lebih progresif terletak pada permainan drum Putceh dan hal itu berhasil terpadu dengan gaya baru pada nomor andalan ini. Lalu, “Penjara Batin” dipilih jadi trek nomor dua. Salah satu lagu yang menjadi tiket Burgerkill merajai dunia musik keras negeri ini diubah untuk kedua kalinya sejak pertama kali muncul di album Dua Sisi. Sebelumnya, lagu ini juga pernah digarap ulang dan menjadi salah satu daftar lagu dalam album lainnya, Berkarat. Perbedaan di kedua album sebelumnya sudah cukup kentara, antara versi pertama yang lebih raw kemudian jadi versi yang lebih heavy. Di album Killchestra, trek ini lebih dekat dengan versi keduanya dan ditambah komposisi orkestra. Dengan versi yang lebih megah ini, kemungkinan besar para Begundal – komunitas penggemar Burgerkill – bakal merindukan suara serak khas Ivan di bagian lirik puisi khasnya. Di urutan ketiga, Burgerkill mengambil sebuah lagu dari album Venomous, “An Elegy”. Pada album aslinya, lagu ini terkesan seperti bonus trek dengan menyimpan bagan kosong selama delapan menit lamanya sebelum masuk ke intro yang diawali permainan gitar akustik. Kali ini, mereka tidak basa-basi, durasi intro pun dipangkas dan diganti jadi intrsumen lengkap orkestra. Ditambah lagi, karena pada dasarnya lagu ini sudah digubah secara harmonis, datangnya instrumen orkestra jelas menambah kemegahan dari lagu tersebut. Sebuah cuplikan penggarapan ulang lagu di Cesky Rozhlas Studio terangkum dalam sebuah klip video yang dapat ditonton di kanal Youtube resmi Burgerkill. Masih dari album yang sama Venoumous, Burgerkilll memboyong “Only The Strong” untuk bertengger di trek keempat. Di antara nomor-nomor lainnya, fill in orkestra dalam lagu satu ini bisa dibilang paling cepat dan progresif. Poin progresif yang muncul di lagu ini mungkin karena lagu aslinya yang sudah dipenuhi ketukan-ketukan ganjil. Hal yang paling menarik dari versi baru lagu ini terletak pada permainan drum yang menambah lebih banyak ghost note. Selain itu, pada bagan solo drum yang sebelumnya dikerjakan Abah Andris (Beyond Coma And Despair-Venomous) sedikit diubah dengan ketukan pada simbal dan perkusi yang lebih variatif. Lalu, di nomor lima Burgerkill kembali membawa sebuah lagu dari album Beyond Coma And Despair berjudul “Angkuh”. Sebelumnya, lagu tersebut pernah menjadi salah satu lagu mereka yang dikolaborasikan dengan beberapa pemain biola yang tergabung dalam sebuah grup bernama Minerva. Ketika itu, mereka tampil bersama jejeran musisi independen lainnya dalam sebuah panggung tur LA Light Indiefest di Sasana Budaya Ganesha, Bandung pada tahun 2008 silam. Kali ini, Burgerkill memoles lebih jauh “Angkuh”, tentunya dengan tambahan instrumen orkestra yang lebih lengkap. Hasilnya? Tidak dapat dipungkiri, dengan sound yang lebih heavy mereka berhasil memadukan keseluruhan komposisi dengan lebih kuat dan sekali lagi, benar-benar megah. Secara kesan, lagu tersebut jelas lebih dramatis dengan lirik personal feeling yang kuat dari almarhum Ivan. Namun, lagi-lagi Vicky memang tidak bisa mengulang gaya vokal serak, kelam, sekaligus dramatis peninggalan Ivan, terutama pada bagian lirik “Hey, you sucker!/I will through this fuckin’ hell/Akan kuhisap bau neraka/Akan kuteguk pekat darahmu!”. Meski pun itu wajar, tapi rasanya hal tersebut menjadi salah satu poin besar yang hilang dari lagu tersebut. Meski pun begitu, beruntung komposisi orkestra cukup bisa menggantikan poin dramatis itu. Terakhir, salah satu tiket lainnya bagi Burgerkill untuk dalam perjalanannya merambah dunia musik nasional, yakni “Tiga Titik Hitam” dipercaya sebagai pemungkas dalam Killchestra. Seperti di versi aslinya, mereka kembali mengajak Andi Faldy (Padi Reborn) untuk mengisi vokal clean dalam lagu tesebut. Di antara lagu-lagu lainnya di album pendek tersebut, “Tiga Titik Hitam” jadi sebuah lagu yang diubah total dari segi instrumen dan komposisi. Sejak awal lagu dimulai, Burgerkill lebih memilih seluruh komposisi instrumen pada lagu aslinya mengalah yang kemudian diganti penuh oleh orkestra. Instrumen orkestra tersebut terus menguasai lagu sejak verse hingga reff pertama. Instrumen band gitar, bas, dan drum baru masuk pada verse kedua hingga akhir. Sementara itu, vokal Fadly kali ini terasa kurang powerful dibanding dengan versi aslinya. Contoh jelasnya berada pada bagian reff pertama, Fadly tidak langsung tancap gas ke nada tinggi. Selain itu juga, ada beberapa baris lirik yang hilang pada reff terakhir. “Terjatuh aku/Terluka” yang seharusnya bersautan dengan lirik pada reff terakhir hilang. Dan satu hal yang bikin agak tanggung adalah bagan running drum dihilangkan dan langsung dipotong kembali ke komposisi instrumen orkestra. Namun, hal tersebut digantikan oleh beberapa bait mengenang almarhum Ivan ‘Scumbag’ Firmansyah. Secara keseluruhan, terutama di beberapa lagu, dari tune gitar hingga drum diturunkan menyesuaikan vocal range Vicky yang tidak setinggi Ivan. Langkah ini cukup cerdik diambil, mengingat hal tersebut menimbulkan keseimbangan antara lagu yang jadi lebih enak didengar. Namun di luar itu, poin terbesarnya adalah Killchestra menyediakan para pendengar pengalaman baru dalam musik keras. Polesan mixing-mastering album ini patut diacungi dua jempol, meski pun disamping sound bass yang mengalah dengan bijak, sound gitar terasa kurang organik dari versi aslinya.   Penulis: Abyan Nabilio
Banner 300x600

RELATED BERITA

RELATED BERITA