Bicaramusik.id – Nama grup musik yang satu ini pasti tak asing lagi bagi pendengar musik keras. Sudah aktif sejak 2008, semangat Soloensis tak pernah padam. Mereka pun semakin gahar dalam album teranyarnya yakni “Berlapis” yang berisi sepuluh trek di dalamnya. “Berlapis” ialah album kedua sepanjang karir musik Soloensis. Grup musik yang namanya terinspirasi dari manusia purba yang hidup di bantaran Kali Bengawan Solo ini merilis album perdananya bertajuk “Self Titled” tahun 2014. Kemudian, mereka eksis dari panggung ke panggung setahun kemudian. Soloensis berangkat dari keresahan yang dirasakan terhadap banyak masalah. Mereka menuangkannya dalam sepuluh lagu sebagai wujud berdamai dengan diri sendiri. “Dari sudut lirik, seperti halnya penulis lagu lainnya, yang mencoba sekedar bercerita apa yang dirasakan dalam dirinya maupun sekelilingnya. Bukan tulisan sebuah kebenaran tentang fenomena kejadian atau keadaan,” ungkap grup musik ini yang dikutip dari rilis pers. Mereka membawa nuansa yang lebih enerjik dalam “Berlapis”. Segala instrumen dimaksimalkan daripada album sebelumnya. Seperti harmonisasi instrumen gitar yang lebih dominan, pukulan drum yang variatif, dan vokal yang lebih “bernyanyi”. Menariknya lagi, Soloensis mengajak Asteriska dan Said Abdullah berkolaborasi pada nomor terakhir, Youth II. Nampaknya, begitu banyak filosofi yang terkandung dalam “Berlapis”. Termasuk ilustrasi cover album yang terinspirasi dari gunungan wayang kulit. Menurut Soloensis, gunungan wayang kulit adalah simbol lapisan kehidupan. “Semoga album Berlapis ini mampu menemani teman teman, mungkin bisa jadi sebagai pemanas,penyemangat atau pembangkit energi untuk berproses mewujudkan solusi solusi yang masih menggumpal dalam pikiran,” kata Soloensis. Agar tidak ketinggalan berita musik terkini, pantengin terus yuk media sosial dan situs Bicara Musik!