slot gacor
slot gacor
slot dana
slot gacor
slot gacor
Hindia Dan Dipha Barus Rilis “Tidak Ada Salju di Sini, Pt. 7”

Bicaramusik.id

Banner 728 X 90
Hindia Dan Dipha Barus Rilis “Tidak Ada Salju di Sini, Pt. 7”
  • By : Bicara Musik
  • 2021-01-18

Hindia Dan Dipha Barus Rilis “Tidak Ada Salju di Sini, Pt. 7”

Bicaramusik.id - Hindia dan Dipha Barus menyambut awal tahun 2021 dengan merilis karya terbaru “Tidak Ada Salju di Sini, Pt. 7” . Single yang baru dilepas ini adalah bagian baru "Tidak Ada Salju di Sini" milik Hindia. Lagu kolaborasi ini hasil dari sebuah gambaran di mana pada saat bulan Desember dalam konteks Natalan sebagai orang Kristen di Indonesia. Fokusnya lebih ke aspek sosial, bukan tentang sebuah agama.    Setelah “Tidak Ada Salju di Sini” bagian 1-4 oleh Enrico Octaviano, Petra Sihombing, Herald “Krautmilk” Reynaldo dan Hindia dirilis dalam mini album Tidak Ada Salju di Sini pada akhir 2018, disusul dengan bagian 5 oleh Petra dan Enrico yang dilepas di akhir 2019 lalu, dan kini “Tidak Ada Salju di Sini, Pt. 7” hadir di tengah-tengah para pendengar Hindia dengan melibatkan Dipha Barus sebagai produser. Dipha mengaku Baskara mengajak dirinya dalam proyek ini dengan menggabungkan elemen-elemen gospel di dalamnya. Seperti yang kita tahu, Dipha sempat meremix lagu milik Hindia yang berjudul "Secukupnya". Pada awal penggarapan, sempat terpikir oleh Dipha untuk membuat lagu yang terpengaruh piritualized atau Screamadelica-nya Primal Scream. Namun, seiring berjalannya waktu Dipha membuat proyek ini dengan hasil yang menuju ke arah The Edwin Hawkins Singers, We Will Always Love You oleh The Avalanches, Jesus Is Born oleh Sunday Service Choir dan Blue Lines oleh Massive Attack. Baskara tak hanya melibatkan Dipha Barus, namun nama Kamga juga terdapat dalam proses pembuatan lagu ini untuk mengisi melodi vocal dan sedikit paduan suara. Kamga menyangka lagu ini akan mengarah ke Kenye West, begitu juga dengan Baskara. Namun sisi unik menurut Kamga adalah di lagu ini bisa memadukan Kenye West dengan rock. Baskara memiliki sebuah bayangan di mana bagian yang diisi oleh Kamga itu bisa menghasilkan paduan suara yang berkarakter perih. Selain nama Kamga, terdapat juga nama Kristian Wirjadi, Michael Sean Fathony dan Christa Parengkuan dari Kancatala Ensemble. Lagu ini juga dilengkapi dengan isian gitar oleh Petra Sihombing yang mempermanis lagu “Tidak Ada Salju di Sini, Pt. 7”. https://youtu.be/DxMtyuD8HqI Single ini dibuka dengan suara anak kecil yang melafalkan Doa Bapa Kami lalu dilanjutkan dengan instrumen yang menarik. Dan dari sisi lirik cukup kuat karena mengungkapkan sebuah keresahan yang dialami oleh umat Kristiani di Indonesia. Baskara dan Dipha Barus mengangkat sebuah aksi teror yang terjadi di Sigi dan itu menandakan bahwa toleransi masih sulit untuk didapatkan. “Ya, benar-benar cuma bisa nyanyi. Ini kayak pengalaman kolektif yang orang Kristen rasakan di sini,” kata Baskara. “Pas gue dengar liriknya Bas pertama kali, mata gue berkaca-kaca, gue merasakan banget ceritanya. Gue merasakan banget perihnya, gue merasakan sakitnya jadi seorang minoritas. Ketika lo merasa rumah lo enggak membela lo.” kata kamga. “Harapannya bisa lanjut terus proyek ini. Sangat personal buat gue, dan gue plus kawan-kawan berkomitmen bahwa lagu ini enggak melibatkan uang. Semua dikerjakan ikhlas dari hati, jadi sentimennya memang beda,” kata Baskara. Sebuah sentilan untuk kita semua tentang sangat pentingnya sebuah toleransi, dan itu semua tersaji dalam single “Tidak Ada Salju di Sini, Pt. 7”.
Banner 300x600

RELATED BERITA

RELATED BERITA